Kuliahku

Bismillah...
Kuliah adalah sebuah amanah yang orang tua saya berikan pada saya. Tapi bagi saya terdapat amanah yang tersirat dari pesan yang disampaiakan orang tua saya. Perlunya ilmu agama agar terjadi keseimbangan antara ilmu duniawi dan akhirat. Ilmu yang kita dapatkan dikelas adalah menjadi bagain dari ilmu Allah. Karena Dia-lah maha dari segala maha.

Begitulah sedikit saya menggambarkan sesuatu yang tersirat dari pesan orang tua saya. Beliau ingin saya mempunyai lidah yang gemar bertanya dan hati yang berakal. Betapa pentingnya kita menjadi orang yang cerdas. Rasulullah bersabda dalam hadisnya, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memasukkan orang tersebut pada salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat mengatupkan sayapanya karena ridha kepada seluruh penuntut ilmu. Penghuni langit dan bumi, sampai ikan sekalipun yang ada di dalam air memohonkan ampun untuk seorang alim. Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan purnama dibandingkan cahaya bintang-bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, namun mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan tersebut” (HR. Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6412)". Betapa mulianya orang yang berilmu itu. Allah berfirman: Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat (Al-Mujadilah: 11).  Itu sebabnya mengapa bagi saya selain ilmu yang kita dapatkan di dalam kelas masih belum cukup. Banyak arena yang dapat kita jadikan Tholabul 'Ilmi, mulai dari madrasah-madrasah yang disediakan lembaga-lembaga di kampus, forum duduk melingkar, organisasi, dan banyak lainnya. Buku mungkin menjadi salah satu referensi utama yang perlu kita perhitungkan.

Ust Anis Matta mengatakan, "Orang yang akan bertahan di masa depan adalah orang adalah orang yang berperadaban dan orang yang berperadaban adalah orang yang berpengetahuan". Kemudian dari buku dan forum-forum diskusilah kita akan memperoleh sarana untuk mengakslerasi fikrah kita. Struktur membaca yang benar akan mempengaruhi struktur berfikir kita yang benar pula. Dan struktur berfikir yang benar akan mempengaruhi struktur prilaku kita yang benar pula. Nmun kemudian bagaimana struktur membaca yang benar itu yang kemudian menjadi dasar dari yang membentuk pola perilaku kita?
Sedikit mengutip kembali dari madrasah yang saya ikuti, Ust saya menyampaikan yang pernah disampaikan oleh Ust Anis Matta, "Bgini prses/strktur mbca yg bnar: (1). Syari'ah (Aqidah, fikih, ushul fikih, sirah), (2). Baru mbca bku" yg lain. Mungkin akan terdapat ketidaksepakatan pada beberapa orang. tapi coba kita renungkan terlebih dulu sebelum kita mencoba untuk tidak sepakat dengan hal ini.


Saya sangat ingin amanah terhadap pesan orang tua saya yang ingin anaknya ini jadi orang yang cerdas namun tetap untuk tidak lupa terhadap agama. Oleh karennya saya mencoba menuliskan ini agar saya selalu mengingat tugas atau amanah utama saya, sesuatu yang menyebabkan saya berada disini. Ibu... Bapak... Adikku sayang, insyaAllah saya akan amanah terhadap amanah yang engkau sampaikan terhadap saya. Mohon doanya, dan semoga Allah meridhai kita semua.
Wallahualam bi shawab

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals