Selasa, 08 Maret 2011

Maaf jika terkesan memaksa

Mungkin ini terkesan saya memaksakan kehendak, tapi sungguh saya tidak bermaksud demikian.
Jika memang demikian, saya mohon maaf.

Langsung saja, biar gak pake lama-lama basa bsi.
Beberapa kali saudara saya bilang, kalau ilmu itu bisa didapat dimana-mana. Ehmmmmmmm memang benar juga, kita bisa mendapatkan ilmu saat melihat, mendengar atau bahkan merasakannya langsung. Sungguh ilmu itu liar, begaimana kita menjinakkannya? ya dengan pena dan secarik kertas atau satu unit laptop atau komputer kemudian di print, betul tidak?
Benar sih kata saudaraku itu, bahakan dia sering tuh baca-baca buku yang kalau saya baca pasti bikin saya jadi malas melihat sampulnya, ^_^ Soalnya baru lihat judulnya saja sudah pusing.
Hmmmmmmmm... Mungkin bisa kita katakan dia pinter, kritis, seolah cerdas namun sayang, kata seseorang yang saya tuakan, dia belum punya kerangka yang bisa membangun kecerdasannya itu. (Sayang banget sih?)
Masalahnya bukan ilmu itu bisa kita dapat dimana-mana, tapi bagaimana kita dapat memanfaatkan peluang untuk mendapatkan ilmu itu dari mana-mana.
Jangan berfikiran kolot deh, jika itu baik... So, mau peke pertimbangan apa lagi.
Dasarmu dulu kuatkan, jangan mudah untuk menuklilkan sesuatu, kabar sesaat atau bacaan sekilas, yang pasti ingatanmu tak sebagus buku atau tak setegas goresan tinta.
Nah baru segini saja saya sudah maksa-maksa untuk manfaatin peluang-peluang ilmu. Egois banget saya yah?
Afwan tapi sekali lagi tak bermaksud demikian. Hanya sekedar saling mengingatkan, sungguh diri ini bukan yang terbaik. Apa yang melekat yah apa adanya, ga istimewa mungkin, tapi berharga bagi kedua orang tua saya.
Saya berada disini juga karena amanah yang diberikan pada saya, tentunya dari ibu dan bapak tercinta.
Kuliah mungkin salah satu peluang ilmu, tapi semacam duduk melingkar juga sebagai salah satu sumber ilmu. Ada juga kajian-kajian yang tentu materinya berganti setiap pertemuan. Ehmmmmmm, mungkin jika kata saudara saya, "Saya sudah pernah dapat materi ini." Tapi saya yakin, satu dua jam berikutnya pikiran kita akan disibukkan dengan berbagai macam pikiran.
Kemudian yang jadi tanyaku adalah, apakah kita akan selamanya ingat dengan materi kajian itu jika tidak pernah untuk mencoba mengulanginya. Mungkin terkesan sia-sia, tapi cukup manfaat bagi saya.
Ada juga semacam madrasah, yang materinya lumayan ehmmmmm asyik, ada sirah nabawiyah, ada tentang aqidah, fiqih, takhsin, dll., yang tentu juga tidak akan kita dapat saat materi kuliah berlangsung.
Untung ga tuh kalau kita bisa manfaatin peluang-peluang ilmu yang terbuka lebar ini?
Intinya, rugi jika tak manfaatkan peluang-peluang ilmu itu.

Maaf nih jika terkesan memaksa.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Deals